Suatu hari saya menerima telepon dari sobat lama saya sewaktu bekerja di sebuah kantor konsultan. Dia mengabarkan bahwa dia sudah mengundurkan diri dari posisi barunya yang cukup baik di sebuah Bank Swasta besar. Saya kaget mendengar kabar itu karena setahu saya dia bahkan belum melewati 1 tahun bekerja di tempat barunya.
Sewaktu saya tanya apakah keputusan mengundurkan diri itu terkait dengan besaran gaji dan tunjangan yang tidak sesuai dengan yang dia harapkan atau posisi yang kurang tinggi, dia menjawab bukan. Keputusan ini diambil karena dia ingin bekerja sesuai dengan apa yang dia senangi dan cita-citakan sejak dulu: mengajar. Materi dan posisi yang tinggi tidaklah menarik lagi buat dia. Bagi dia kepuasan bekerja adalah dengan melakukan hobi sebagai sebuah pekerjaan, dan itu adalah mengajar.
Berbeda sekali dengan teman saya yang lain. Teman saya yang satu ini lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Bandung. Otak cerdas, keinginan untuk selalu belajar akan hal baru dan semangat yang tinggi membuatnya dengan mudah mencapai posisi yang tinggi di sebuah perusahaan. Namun setiap kali dia bekerja tidaklah lebih dari 2 tahun. Beberapa kali saya dengar dia pindah tempat kerja yang berlainan industri dan terakhir saat kami bertemu dia bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi swasta besar. “Gua belum tahu apa yang cocok buat gua, dan seringnya gua pindah kerja adalah untuk mencari yang cocok dan juga buat nyari duit lebih banyak,” ungkapnya suatu saat. Entah mana yang lebih utama: cari kecocokan dalam bekerja atau cari uang lebih banyak.
Banyak orang mengamini bahwa bekerja adalah sebagian wujud dari ibadah kepada Tuhan. Dan sadari atau tidak saat kita memutuskan untuk bekerja (apapun pekerjaan itu), sejatinya kita juga sudah membuat “perjanjian” dengan Tuhan bahwa kita melakukan pekerjaan ini semata karena juga sebagai ibadah kepada-Nya. Jadi saat kita menandatangani perjanjian dengan kantor baru kita sebagai seorang pegawai baru, secara paralel imajiner kita juga sebenarnya sudah menandatangani “perjanjian” yang sama dengan Sang Pencipta. Kalau dengan kantor perjanjian itu lebih bermakna pada hal-hal fisik (kehadiran, prestasi, hasil dll), sedangkan perjanjian dengan Tuhan lebih bermakna spiritual-ibadah.
Dalam setiap beribadah kita selalu dituntut untuk bisa khusyuk, sepenuh hati dan menampilkan yang terbaik dari diri kita. Karena Bekerja itu juga adalah Ibadah, maka tuntutannya pun akan sama. Bekerja dengan lebih khusyuk (konsentrasi), sepenuh hati dan berusaha selalu memberikan yang terbaik dalam pekerjaan kita. Kalau kita berlaku sebaliknya; bekerja asal-asalan, menganggap bekerja sebagai beban, tidak sepenuh hati, berlaku curang berarti sama juga dengan tidak melakukan ibadah dengan baik. Berarti juga kita seperti tidak menghargai Tuhan sebagai Sang Pencipta kehidupan.
Kalau kita bekerja dengan sungguh-sungguh, orientasi selalu pada hal-hal terbaik yang bisa kita berikan pada pekerjaan kita, akan memberikan manfaat pada banyak hal. Prestasi kita bagus di kantor, kita akan diganjar dengan penghargaan materi yang baik, kita akan menjadi lebih percaya diri dalam bekerja dan selain itu Yang Maha Adil juga akan melimpahi kita dengan pahala sebagai tabungan kebaikan untuk kehidupan kita nanti. Rekan saya dari Compliance pernah menulis sesuatu yang menarik: ‘bekerja dengan sepenuh hati tidak saja akan membuat hidup kita menjadi lebih “hidup” tapi juga memberi kesempatan bagi jiwa untuk selalu tumbuh’.
Saya kembali melihat ke dalam diri saya sendiri. Saya dulu berkeinginan untuk menjadi seniman lukis. Namun karena kurang direstui oleh orang tua akhirnya saya menjadi arsitek. Dan sekarang saya malah bekerja di perbankan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia arsitektur. Selama rentang 10 tahun masa bekerja saya banyak belajar mengenai hakekat bekerja. Saya tidak pernah tahu apa pekerjaan yang cocok dengan pribadi saya. Sesuatu yang saya tahu pasti adalah saya akan selalu berusaha menyukai dan melakukan apapun pekerjaan saya dengan sepenuh hati serta berusaha selalu memberikan yang terbaik. Karena apapun yang saya lakukan untuk hidup selama saya bekerja sejatinya saya juga sedang beribadah.
Tuesday, June 5, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment