Kehidupan saya banyak sekali terinspirasi oleh cerita, baik cerita yang saya baca di buku, saya lihat dalam film maupun saya dengar dari orang lain. Ada sebuah cerita yang pernah saya dengar belasan tahun lalu yang banyak menginspirasi perilaku saya.
Sebuah iring-iringan perahu kerjaan melintas di sungai dalam sebuah kota antah berantah. Dalam perahu itu terdapat beberapa orang: pengayuh perahu, hulubalang Raja, penasehat Raja (kaum cendikia) dan Raja sendiri.
Terjadi percakapan antar pengayuh perahu yang isinya adalah ketidak puasan akan pekerjaan yang mereka jalani saat itu. “Sungguh keterlaluan Raja kita ini. Sudah lama saya bekerja di kerajaan ini tapi apa yang saya dapat? Saya tetap saja menjadi seorang pendayung perahu. Sedangkan kalian lihat sendiri seseorang yang menjadi penasehat raja mungkin usianya jauh dibawah saya. Tapi kenapa dia yang dipilih menjadi penasehat raja dan bukannya saya?” Gerutu salah seorang pendayung.
Ternyata sang Raja mendengar keluh kesah itu. Dan sejenak dia meminta agar perahu berhenti. Kemudian sang Raja memanggil pendayung yang berkeluh kesah itu kehadapannya. “Kamu mendengar suara binatang yang ada di pinggir sungai ini?” Tanya Raja. Pendayung mengangguk. “Tolong cari tahu suara apa itu dan segera beritahu saya”. Si pendayung bergegas pergi ke tepian sungai dan segera kembali ke perahu. “Raja, ternyata suara itu datang dari bebek liar yang sedang bermain dengan anak-anaknya”, Lapor si pendayung. Kemudian Raja menanyakan lagi berapa banyak anak bebek yang ada disana. Serta merta si pendayung kembali lagi ke tepian sungai untuk melihat bebek liar itu. “Anak bebek-nya berjumlah 8 ekor Raja,” ujar si pendayung setelah kembali. Kembali raja menanyakan jumlah bebek dewasa yang ada di tepian sungai itu. Dengan tetap semangat si pendayung kembali ke tepian sungai dan setelah kembali, dia menjawab dengan tersenyum puas,”Bebek dewasa disana ada 4 ekor Raja”.
Raja mengucapkan terima kasih. Kemudian Raja meminta prajurit untuk memanggil salah seorang penasehatnya sedang bekerja dalam kabin kapal. Raja meminta si penasehat untuk mencari tahu suara binatang di tepian sungai. Si penasehat kemudian pergi dan setelah kembali dia menjelaskan kepada Raja. “Rajaku, suara itu ternyata adalah suara sekawanan bebek liar. Ada 4 bebek dewasa yang saya rasa adalah induk dari 8 anak bebek yang terdapat disana. Dari kesemua bebek yang ada disana mereka memiliki warna bulu yang cenderung sama yaitu coklat dan hitam”. Raja tersenyum, mengucapkan terima kasih dan mempersilahkan si penasehat untuk kembali bekerja dalam kabin kapal.
Kemudian Raja melihat kepada si pendayung yang sedari tadi duduk termangu melihat kejadian itu. “Sekarang kamu tahu kenapa saya lebih memilih dia sebagai penasehat saya?” Tanya Raja dengan lembut. Si pendayung dengan takzim mengakui bahwa dia hanya melakukan apa yang diminta raja dan tidak membuka mata dan pikiran untuk bisa memberikan info lain selain tugas yang diterimanya.
Apa yang dilakukan oleh si penasehat merupakan pengejawantahan dari prinsip Value-added (nilai tambah). Dalam melaksanakan perintah raja, dia tidak hanya menjawab pertanyaan raja saja namun juga memberikan informasi lain yang dapat memberi bobot lebih dari info yang diminta. Dalam bekerja setiap orang memiliki tugasnya masing-masing dan memang sudah menjadi kewajiban kita untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Dan hasil pekerjaan kita akan menjadi lebih berbobot kalau kita dapat memberikan nilai tambah. Nilai tambah bisa juga ditunjukkan hanya dengan kerapian pekerjaan, memberikan alternatif analisa lain selain yang diminta atau bekerja dengan penuh kegembiraan karena orang lain akan merasa senang dan nyaman selama bekerja dan berinteraksi dengan kita.
Cerita diatas juga mengingatkan saya untuk bisa selalu “sadar” sepenuhnya akan kehidupan dan mencermati setiap keadaan sekitar. Dengan selalu “sadar” akan kehidupan kita akan bisa lebih melihat bahwa sebuah kejadian tidaklah berdiri sendiri namun selalu berkaitan dengan yang sudah dan yang akan terjadi. Dengan mencermati keadaan, akan membawa kita untuk bisa selalu bersyukur bukan hanya pada limpahan kebaikan yang kita terima namun juga atas segala hal-hal kecil dan remeh yang kita dapatkan setiap hari.
Wednesday, September 5, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment