Sunday, February 1, 2009

Menunda

“Selamat Tahun Baru ya Mas, Semoga tahun 2009 makin sukses deh!..mas aku mau ajak mas dan keluarga jalan-jalan ke Bogor nih, mau nggak?” suara riang dari kerabat saya siang itu membuat kegiatan bersih-bersih rumah menjadi sedikit terusik. “Wah maaf dek, saya sedang bersih-bersih rumah, mumpung hari libur”, jawab saya menolak ajakannya. “Udah lah, bersih-bersih kan bisa aja dilakukan besok-besok hari, kan masih lama liburnyaa..” ujarnya lagi dengan kenes.Tapi tetap saja saya menolak dengan halus karena saya sudah merencanakan untuk bersih-bersih rumah ini sejak lama.

Saya yakin anda sama seperti saya, sering mendapat ajakan dan bujukan untuk menunda dan meninggalkan apa yang sedang kita kerjakan untuk melakukan hal lain yang sama sekali berbeda. Menurut Anthony Robins, ada 2 penyebab kenapa kita menunda melakukan sesuatu. Yaitu bahwa secara alamiah manusia akan selalu tergerak untuk menghindari hal yang tidak menyenangkan (pain) dan selalu mengharapkan kesenangan (pleasure). Dan inilah yang terjadi saat kita menunda sesuatu (pekerjaan) ketimbang menyelesaikannya.

Contoh sederhana seperti berikut. Sebagai seorang Salesman, anda ditargetkan menelpon prospek nasabah minimal 100 orang per minggu. Tetapi anda justru memilih untuk menundanya. Dalam fikiran anda (mungkin) terbersit rasa ragu sekiranya prospek nasabah tersebut akan menolak penawaran anda, nasabah susah untuk dihubungi, anda merasa tidak PeDe dll. Anda kemudian lebih memfokuskan energi diri ke hal-hal yang tidak berhubungan sama sekali dengan kegiatan mencari prospek nasabah. Misal, rencana kumpul rutin dengan teman-teman, kegiatan kencan anda akhir minggu, dll. Dengan menunda menelepon prospek nasabah, diri anda mendapatkan kesenangan semu. Akibatnya menjelang weekend, kejar tayang pun dilakukan dengan menelpon puluhan prospek nasabah yang menjadi target hanya dalam 1 hari terakhir. Kadang hal ini diperburuk, ketika pada hari itu anda harus juga menyelesaikan tambahan pekerjaan penting yang diberikan mendadak oleh atasan. Akibatnya bisa ditebak, selama menelepon prospek anda akan terburu-buru, tidak focus selama interaksi dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan anda bisa jadi tidak juga rampung.

Menunda sesuatu, sederhana tapi bisa berakibat buruk. Sudah tahu bayar kartu kredit setiap tanggal 5 setiap bulan, “Ah masih tgl 28, masih lama, pakai aja dulu uangnya“, begitu biasanya kita berpikir. Sampai akhirnya lupa dan baru ingat setelah tanggal 5, barulah kita sibuk cari ATM untuk cepat-cepat bayar. Bahkan seringkali kita baru ingat setelah ditelepon oleh pihak bank.
Suka tidak suka, kebiasaan menunda pekerjaan sekalipun kecil merupakan kebiasaan buruk. Kita tidak hanya akan menghambat diri tapi juga bisa merugikan orang lain. Bayangkan bila seorang staf IT menunda pekerjaan untuk memperbaiki system kantor atau komputer rekan kerja lain yang rusak. Penundaan pekerjaan yang dilakukan tidak hanya merugikan diri sendiri (karena pekerjaan lain akan menumpuk) juga berdampak merugikan kepada perusahaan.

Menunda sesuatu, pada banyak hal menghambat kemajuan. Harusnya pekerjaan bisa selesai hari ini, jadinya besok atau besoknya lagi. Kalau gajian ditunda tentu kita akan protes dan pasti tidak mau, tapi kalau menunda pekerjaan seringkali masih saja kita lakukan. Kalau kita ingin sukses, tentu kita harus membiasakan untuk tidak menunda. Kerjakan yang bisa dilakukan pada hari ini, Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Sekecil apapun yang kita lakukan, akan sangat berguna untuk kemajuan diri.

Kebiasaan menunda seperti itu mungkin masih banyak terjadi pada kita. Kesempatan yang datang kita lewatkan, kita mengira besok akan ada kesempatan yang lebih bagus lagi. Begitu seterusnya setiap ada kesempatan kita lewatkan. Akhirnya kita nggak akan pernah mengambil satupun peluang, kita nggak melakukan apapun, sampai akhirnya kita menyadari telah begitu banyak membuang kesempatan.

Kebanyakan penyebab dari kegagalan adalah karena kebiasaan menunda. Ayo kawan, jangan pernah menunda pekerjaan jika bisa kita lakukan saat ini juga!...

No comments: