Friday, August 29, 2008

Sadar Setiap Waktu

Perjalanan berangkat dan pulang kantor bagi saya merupakan hal yang mengasyikkan. Malam itu KRL Bekasi Ekspress (seperti biasa) terlambat datang di Stasiun Kota. Karena jarak waktu antara KRL Bekasi jadwal sebelumnya berangkat cukup jauh maka KRL Bekasi yang terakhir ini penumpangnya menjadi lebih banyak dari biasanya. Begitu kereta datang dan berhenti, sekian ratus orang berebut naik agar bisa mendapatkan tempat duduk.

Setelah semua penumpang naik ternyata kereta tidak langsung berangkat. Saat itu seorang ibu terdengar berkeluh kesah kepada ibu di sebelahnya. “Aduuhh, kok nggak berangkat juga nih kreta, nunggu apa lagi sih? Bakal kemalaman lagi nih sampai rumah”. Ibu yang disebelahnya bergumam sesuatu dan mengangguk mengiyakan. Berdiri di seberang saya ada seorang perempuan muda kelihatan gelisah dan sebentar-sebentar melihat ke arah jamnya menunjukkan ketidak sabaran. Ternyata dalam gerbong itu cukup banyak wajah-wajah berkerut menandakan kekesalan dan kegelisahan.

Saya mencoba berpikir sederhana saja, apakah dengan mengomel, bersungut-sungut atau marah dapat menyebabkan kereta bisa berjalan? Atau kereta akan sampai tepat waktu? Tentu saja tidak, karena keterlambatan itu berada diluar kemampuan penumpang. Kalau begitu, untuk apa kita melakukan itu semua kalau memang tidak ada pengaruhnya apa-apa? Yang pasti ada pengaruhnya adalah pada diri kita sendiri. Dengan menggerundel dan bersungut-sungut malah akan menyulut rasa gelisah. Dan dengan pikiran yang gelisah, kita tidak akan dapat menikmati waktu. Padahal salah satu kunci hidup bahagia adalah kemampuan untuk menikmati setiap detik kehidupan.

Banyak orang merasa stress atau tertekan di banyak hal dalam kehidupan. Hal ini bisa terjadi salah satunya adalah karena kita tidak bisa menikmati setiap hal yang kita lakukan. Hal yang selalu saya lakukan selain membaca buku/ majalah saat menunggu kereta datang atau selama dalam perjalanan adalah memperhatikan kerumunan dan keriuhan orang yang lalu lalang di sekitar saya. Bila melihat orang-orang yang tidak lebih beruntung dari saya dari segi materi dan fisik, saya akan bersyukur. Saya mencurahkan perhatian dan energi untuk saat itu, saat saya duduk dan mengamati sekitar. Saya tidak mencoba mengalihkan energi saya untuk memikirkan kereta yang entah ada dimana, atau rencana setelah sampai rumah mau ngapain atau kejadian-kejadian yang saya alami di kantor siang tadi. Dengan melakukan itu saya dapat menikmati setiap detik yang saya lewati.


Kita bisa menikmati hidup kalau kita berkonsentrasi ke masa kini. Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu kita khawatirkan. Yang pertama; hari kemarin. Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi, tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan, tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang pernah kita rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja.

Yang kedua adalah: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, kita tak tahu apa yang akan terjadi. Selalu mengingat masa depan juga dapat membuat kenikmatan hidup kita berkurang. Kita senantiasa dirundung kecemasan akan masa depan yang belum datang. Target yang kita tetapkan seringkali membuat kita gelisah. Padahal seperti halnya dengan masa lalu, masa depan juga berada diluar kontrol kita. Yang berada dalam kontrol kita adalah proses menuju masa depan. Proses inilah yang kita jalani dan hadapi sekarang dari hari ke hari. Dan tugas kita adalah menjalankan dan menikmati proses itu setiap hari.

Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri kita untuk hanya hari ini. Kita akan dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan hari esok. Tingkatkan kesadaran terhadap apapun yang kita lakukan dan hadapi. Lakukan apapun yang kita kerjakan dengan sepenuh hati dan curahan energi agar hari ini dapat kita lalui lebih baik dari hari kemarin.

Sambil menikmati perjalanan malam itu ke stasiun akhir Bekasi saya mendengarkan sebuah lagu lama yang dinyanyikan oleh Gito Rollies melalui HP saya,” Hari ini punya hari ini/ Hari esok itu soal nanti/ Bergembiralah/ Berbahagialah/ Nikmatilah hidup ini..

1 comment:

Welcome to My Pieces of Life said...

Setuju Mas, saya link ke blog saya ya..