Wednesday, August 8, 2007

Kepiting

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting bahkan mungkin kita sering memakannya, tapi tidak banyak yang tahu sifat sebenarnya dari kepiting.

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah.
Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah tanpa diikat. Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini adalah kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom, sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat mereka bergerak perlahan hendak keluar dari baskom.

Namun seorang penangkap kepiting yang handal tidak khawatir meskipun hasil buruannya selalu berusaha untuk meloloskan diri. Resepnya hanya satu, yaitu karena si pemburu tahu betul sifat kepiting. Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, kepiting-kepiting lainnya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi kepiting lain akan menariknya turun dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar. Keesokan harinya sang pemburu tinggal memasak mereka semua.

Begitu pula dalam kehidupan ini, tanpa sadar kita juga terkadang menjadi dan berperilaku seperti kepiting-kepiting itu. Kita yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesan kita bersikap malah mencurigai, dan berpikiran jangan-jangan kesuksesan itu diraih dengan jalan yang tidak benar. Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari tanpa sadar kita sebenarnya secara perlahan membunuh diri kita sendiri.

Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu adalah proses yang kita lalui dan seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan. Namun setidaknya kita telah melangkah lebih maju dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’: (1). Selalu mengingat kesalahan orang lain (bisa orang lain atau situasi yang sudah lampau) dan menjadikannya sebagai suatu prinsip/pedoman dalam bertindak. (2). Banyak mengkritik orang lain dan situasi tapi tidak ada keinginan dirinya untuk ikut berubah dan memperbaiki diri. (3). Suka membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri. Orang-orang seperti ini akan menjadi penghambat dalam lingkungannya dan menghambat dirinya sendiri untuk maju.

Banyak rekan saya yang ”diprogram” oleh orang tuanya untuk jadi pemenang dalam setiap hal yang dia lakukan. Namun sayangnya banyak juga orang tua yang lupa untuk menjelaskan apa dan siapa sebenarnya ”pemenang” sejati. Bagaimana sebenarnya seorang ”pemenang” dan bagaimana proses kemenangan sebaiknya diraih. Pemenang bukanlah semata menduduki peringkat teratas dan nilai terbaik, namun lebih kepada kemauan dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berorientasi pada kemajuan dan berguna bagi sekitarnya
.

No comments: