Entah kenapa saya tertarik sekali setiap kali saya mendengar ada bencana, baik itu bencana alam maupun hal-hal lain yang membutuhkan bantuan sesama. Dalam hati saya selalu ada dorongan untuk berusaha menyisihkan walau sedikit saja uang yang saya miliki untuk membantu mereka yang terkena musibah. Bagi saya materi masih bisa dicari, dan dengan kita memberikan sekedar seribu, dua ribu ataupun 10 ribu tidak akan membuat kita jatuh miskin.
Suatu kali saya pernah mengirim sedikit uang untuk korban bencana alam disuatu daerah lewat kantor saya. Saat saya menyetorkannya sendiri lewat Teller, Teller tersebut berkata,” Kok sumbangan sedikit amat, kalau mau memberi bantuan yang besar dong”. Memang bantuan yang saya berikan saat itu tidaklah besar dari segi jumlahnya, tetapi kalau saya boleh katakan janganlah bantuan itu dilihat dari nilai nominal yang kita berikan, tetapi lebih melihat dari sisi ketulusan kita untuk membantu dan meringankan beban saudara-saudara kita yang kesusahan.
Pernah juga suatu hari sekitar 4 tahun yang lalu saya berjalan disekitar Kantor UOB Buana di kota saya, saat itu saya menemukan sebuah dompet yang tergeletak di jalan. Setelah saya pungut dan saya periksa ternyata dompet itu berisi uang yang cukup banyak. Hampir saja saya tergoda, tetapi hati kecil saya seperti mengingatkan 'KEMBALIKAN SAJA APA YANG BUKAN MILIKMU". Saya kemudian berusaha mencari informasi dan nomor telepon yang terdapat dalam dompet tersebut untuk bisa saya hubungi.
Pada saat itu yang ada di benak saya adalah bagaimana sedih dan bingungnya orang yang kehilangan dompet ini, karena di dompet tersebut terdapat bermacam-macam kartu dan mungkin beberapa surat penting. Setelah 2 hari mencari barulah saya berhasil menemukan pemilik dompet tersebut. Kebetulan pemilik dompet tersebut adalah seorang ibu dan ibu tersebut begitu berterima kasih saat tahu bahwa dompetnya yang hilang akhirnya ditemukan oleh seseorang dan kembali dalam keadaan utuh. Untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, ibu tersebut hendak memberikan saya sejumlah uang. Saya berusaha menolak karena saya ikhlas melakukannya namun dia tetap berkeras memberikan. Bagi saya sebenarnya, ibu tersebut cukup memberikan uang hadiah tersebut kepada panti asuhan atau pihak lain yang lebih membutuhkan.
"Tangan Tangan Tuhan akan bekerja", inilah yang saya rasakan dan saya alami saat saya melangsungkan pernikahan saya minggu yang lalu, "angpau" yang saya terima jumlahnya cukup banyak dan bahkan lebih dari cukup. Saya juga kaget karena banyak yang datang dan memberikan angpau tersebut merupakan orang yang sebelumnya tidak termasuk dalam daftar undangan. Saat itu saya menyadari bahwa Tuhan memang Maha Pemurah dan Maha Adil kepada umat-Nya dan saya semakin meyakini bahwa apapun yang kita berikan akan selalu kembali ke kita dalam jumlah yang berlipat.
Saya adalah seorang Katolik tetapi saya suka sekali mendengar dan membaca buku-buku agama yang lain. Bagi saya semua agama selalu mengajarkan hal kebaikan bagi kita walaupun terdapat perbedaan dalam tata cara ritualnya. Kalau kita bisa mengambil "Benang Merah" dari semua ajaran tersebut, niscaya dan saya percaya sekali kita akan menjadi manusia yang selalu bertingkah laku dan selalu berbuat kebaikan kepada sesama.
Di salah satu LPB yang pernah saya baca, ada suntingan sebuah bait dari Lagu "Jagalah Hati” dan dalam kesempatan ini saya ingin katakan bahwa hal itu benar sekali, karena hati lah merupakan Lentera Kehidupan kita dan dari Hatilah segala tingkah laku kita akan terlihat.
Bila hati kita bersih, tingkah laku dan perbuatan kita pun akan bersih.
Tulisan kiriman dari seorang rekan di UOB Buana Jambi.
Wednesday, May 14, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment